Simplisia
Ada berbagai bahan obat tradisional yang memiliki khasiat farmakologis dan tentunya baik untuk kesehatan tubuh jika dikonsumsi, lalu bagian mana saja dari simplisia tanaman tersebut yang dapat dijadikan bahan obat, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari video di atas, mengenai penjelasan simplisia bahan obat
note: Materi saya di mulai pada menit ke 02.23 hingga menit ke 04.21
Bagaimana proses dari pengolahan simplisia?
BalasHapusTahapan dalam pengolahan simplisia meliputi pengumpulan bahan baku, sortasi basah, pencucuian, pengubahan bentuk, pengeringan, sortasi kering dan pengemasan
HapusBagaimana cara melakukan uji alkaloid, uji flavonoid, dan uji fenolik, dan apa perbedaan dari ketiga uji tersebut?
BalasHapusUji Alkaloid
HapusHasil uji kandungan fitokimia yang mengandung senyawa alkaloid adalah Sampel tumbuhan tapak liman, gandarusa, paku simpai, benalu, nanamuha, boroco, nantu, sukun, rotan tikus, sinh hutan, ubi hutan, takokak. Hal ini ditunjukkan dengan hasil reaksi melalui pereaksi Mayer membentuk endapan putih kemudian melalui pereaksi Wagner terbentuk endapan coklat, sedangkan melalui pereaksi Dragendorf terbentuk endapan jingga Farsworth (1966), apabila terbentuk endapan putih dengan pereaksi Mayer, wama jingga dengan pereaksi Dragendorf, dan endapan coklat dengan pereaksi Wagner berarti ekstrak mengandung alkaloid.
Uji Flavonoid
Dari hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa sampel tumbuhan yang mengandung flavonoid adalah sampel tumbuhan tapak liman. Paku simpai benalu, nanamuha, boroco, nantu, sukun, rotan tikus, sirih hutan ubi hutan, takokak. Sedangkan gandarusa tidak mengandung flavonoid. Hal ini dapat dilihat pada hasil reaksi terbentuk atau munculnya wama merah tua selama 3 menit. Menurut Harborne (1987), apabila indicator ekstrak mengandung flavonoid jika lapisan amil alcohol menjadi berwama jingga.
Uji Fenolik
Hasil uji kandungan fitokimia sampel tumbuhan yang mengandung fenolik adalah tapak liman, ganda rusa, paku simpai, benalu, boroco, sukun, rotan tikus, sirih hutan, takokak sedang untuk nantu dan ubi hutan tidak mengandung fenolik. Menurut Harbo me (1987), senyawa fenol dapat dideteksi dengan menambahkan larutan FeCl3 dalam air atau etanol kedalam larutan cuplikan yang menimbulkan warna hijau, merah, coklat, ungu, biru dan hitam
Pada penyimpanan simplisia bahan alami, Mengapa suhu tidak boleh lebih dari 30 derajat celcius?
BalasHapusBahan simplisia yang mengandung senyawa aktif yang tidak tahan panas atau mudah menguap harus dikeringkan pada suhu serendah mungkin, misalnya 30° sampai 45° C, atau dengan cara pengeringan vakum yaitu dengan mengurangi tekanan udara di dalam ruang atau lemari pengeringan
HapusKan melalui video dijelaskan diperlukannya sirkulasi udara. Nah bagaimana dampak/efek jika simplisia bila disimpan dengan proses vacuum?
BalasHapusDari video terdapat penjelasan mengenai penyimpangan bahan simplisia yang bersifat eksternal, lalu apakah ada bentuk penyimpangan yang bersifat internal? Bagaimana keadaannya jika ada?
BalasHapusMenurut saya tidak ada penyimpanan internal dari simplisia, karena pada proses pengolahan simplisia langsung berhubungan dengan lingkungan luar seperti suhu yang sudah dijelaskan pada video di atas, namun jikapun ada penyimpangan yang bersifat internal itu bisa saja karena bentuk atau potongan dari simplisia yang salah seperti simplisia masih terlalu tebal
HapusBerdasarkan informasi, apakah ada bahan obat tradisional selain dari tumbuhan?
BalasHapusAda, bahan obat yang berasal dari alam dapat dijumpai pada hewani, nabati, hingga mineral, jadi tidak hanya tumbuhan yang dapat dijadikan bahan obat, tidak menuntut kemungkinan jika bahan obat berasal dari hewani atau mineral
HapusKalau contohnya?
Hapus